Ivan Bosnjak Andalan Persija Jakarta di ISL 2014
Berita Bola Indonesia - Hadirnya mantan bomber tim nasional (timnas) Kroasia, Ivan Bosnjak, dinilai mampu jadi solusi mandeknya lini depan Persija Jakarta. Walau sudah berusia 34 tahun, Bosnjak tetap mampu menunjukan kelasnya sebagai juru gendor jebolan Piala Dunia 2006.
Kehadiran Bosnjak mengikuti seleksi bersama tim Macan Kemayoran, julukan Persija, memang mampu mencuri perhatian. Dan benar saja, kehadiran pemain kelahiran Vinkovci, kota pecahan Yugoslavia tersebut, tidak hanya mengkilap dipemberitaan saja. Tapi Bosnjak juga mendapat pengakuan dari salah satu pemain senior Persija, Ismed Sofyan.
"Bosjnak pemain yang sangat matang dari segi teknis. Pemain yang sangat pengalaman. Kelasnya tentu sudah tidak dipungkiri lagi, karena dia pernah bermain di Piala Dunia dan berkompetisi di level Eropa," ungkap Ismed, di Surabaya, Jawa Timur, Senin (27/1/2014).
Ismed yang hadir di Kongres Tahunan PSSI sebagai ketua Asosiasi Pemain Sepak bola Indonesia (APSI) juga sangat berharap Bosjnak bisa cepat beradaptasi dengan cuaca di Jakarta. Kondisi itu memang harus bisa dipecahkan mantan punggawa Dinamo Zagreb tersebut, yang bisa berkompetisi di benua Biru. Dan tentu memiliki kondisi cuaca yang jauh berbeda dengan Indonesia.
Bersama Dinamo, disinilah Bosjnak dinilai mampu tampil paling mengesankan. Bersama salah satu klub papan atas Kroasia tersebut pada periode 2004 sampai 2006, Bosjnak mampu membawa Modri, julukan Dinamo, keluar sebagai juara Liga Kroasia dan meraih predikat peraih sepatu emas dengan koleksi 22 gol pada musim 2005.
"Saya rasa hanya faktor cuaca yang mungkin harus cepat diadaptasi oleh Bosjnak. Tapi soal yang lain-lain, saya rasa sudah tidak ada masalah. Dari sisi teknis, Bosjnak punya ketenangan dan memiliki naluri gol yang bagus," jelas Ismed, yang juga mantan punggawa timnas Indonesia era 2000-an tersebut.
Tidak hanya Ismed yang menilai Bosjnak bisa jadi solusi melempemnya lini depan Persija. Hal senada juga disampaikan sang juru taktik tim Macan Kemayoran, Benny Dollo. Setelah melihat aksi Bosjnak dalam masa seleksi Persija, pelatih kelahiran Manado, Sulawesi Utara, tersebut, mempunyai visi bermain berkelas.
"Bosjnak tampil lebih dari lumayan. Dia punya kualitas dan teknik yang tidak diragukan lagi. Apalagi, visi bermain berkelas. Dan jangan menilai sosok Bosjnak secara individual. Visi bermainnya muncul. Sayang dukungan dari sektor lapangan tengah Persija yang belum padu," jelas mantan pelatih Persita Tangerang dan Mitra Kukar tersebut.
Apa yang disampaikan Ismed dan Bendol, ternyata juga sudah dipikirkan manajemen tim Macan Kemayoran. Malahan, Ketua Umum (Ketum) Persija, Ferry Paulus, menyatakan, siap mempermanenkan Bosjnak. Asalkan dua pemain incaran lain Persija seperti Patrick Dimbala dan Pierre Boya, tidak kunjung mendapat kesepakatan dengan tim Macan Kemayoran.
"Bosjnak sesuai dengan yang diharapkan. Saat membuka ruang, untuk pemain berusia 34 tahun, dia istimewa dan fit. Jika dua pemain asing yang juga kami incar tidak datang, otomatis kami akan langsung rekrut Bosjnak," jelas Ferry, yang juga mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI era kepemimpinan Nurdin Halid tersebut.
Kehadiran Bosnjak mengikuti seleksi bersama tim Macan Kemayoran, julukan Persija, memang mampu mencuri perhatian. Dan benar saja, kehadiran pemain kelahiran Vinkovci, kota pecahan Yugoslavia tersebut, tidak hanya mengkilap dipemberitaan saja. Tapi Bosnjak juga mendapat pengakuan dari salah satu pemain senior Persija, Ismed Sofyan.
"Bosjnak pemain yang sangat matang dari segi teknis. Pemain yang sangat pengalaman. Kelasnya tentu sudah tidak dipungkiri lagi, karena dia pernah bermain di Piala Dunia dan berkompetisi di level Eropa," ungkap Ismed, di Surabaya, Jawa Timur, Senin (27/1/2014).
Ismed yang hadir di Kongres Tahunan PSSI sebagai ketua Asosiasi Pemain Sepak bola Indonesia (APSI) juga sangat berharap Bosjnak bisa cepat beradaptasi dengan cuaca di Jakarta. Kondisi itu memang harus bisa dipecahkan mantan punggawa Dinamo Zagreb tersebut, yang bisa berkompetisi di benua Biru. Dan tentu memiliki kondisi cuaca yang jauh berbeda dengan Indonesia.
Bersama Dinamo, disinilah Bosjnak dinilai mampu tampil paling mengesankan. Bersama salah satu klub papan atas Kroasia tersebut pada periode 2004 sampai 2006, Bosjnak mampu membawa Modri, julukan Dinamo, keluar sebagai juara Liga Kroasia dan meraih predikat peraih sepatu emas dengan koleksi 22 gol pada musim 2005.
"Saya rasa hanya faktor cuaca yang mungkin harus cepat diadaptasi oleh Bosjnak. Tapi soal yang lain-lain, saya rasa sudah tidak ada masalah. Dari sisi teknis, Bosjnak punya ketenangan dan memiliki naluri gol yang bagus," jelas Ismed, yang juga mantan punggawa timnas Indonesia era 2000-an tersebut.
Tidak hanya Ismed yang menilai Bosjnak bisa jadi solusi melempemnya lini depan Persija. Hal senada juga disampaikan sang juru taktik tim Macan Kemayoran, Benny Dollo. Setelah melihat aksi Bosjnak dalam masa seleksi Persija, pelatih kelahiran Manado, Sulawesi Utara, tersebut, mempunyai visi bermain berkelas.
"Bosjnak tampil lebih dari lumayan. Dia punya kualitas dan teknik yang tidak diragukan lagi. Apalagi, visi bermain berkelas. Dan jangan menilai sosok Bosjnak secara individual. Visi bermainnya muncul. Sayang dukungan dari sektor lapangan tengah Persija yang belum padu," jelas mantan pelatih Persita Tangerang dan Mitra Kukar tersebut.
Apa yang disampaikan Ismed dan Bendol, ternyata juga sudah dipikirkan manajemen tim Macan Kemayoran. Malahan, Ketua Umum (Ketum) Persija, Ferry Paulus, menyatakan, siap mempermanenkan Bosjnak. Asalkan dua pemain incaran lain Persija seperti Patrick Dimbala dan Pierre Boya, tidak kunjung mendapat kesepakatan dengan tim Macan Kemayoran.
"Bosjnak sesuai dengan yang diharapkan. Saat membuka ruang, untuk pemain berusia 34 tahun, dia istimewa dan fit. Jika dua pemain asing yang juga kami incar tidak datang, otomatis kami akan langsung rekrut Bosjnak," jelas Ferry, yang juga mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI era kepemimpinan Nurdin Halid tersebut.