Klub-Klub Indonesian Premier League Minim Sponsor
Berita Bola Indonesia - Krisis finansial yang dialami klub-klub Indonesian Premier League (IPL) menunjukkan ketidakbecusan klub dalam menggali dana secara mandiri. Sejumlah klub beralasan tidak adanya sponsor membuat mereka kesulitan membiayai kebutuhan klub musim ini.
Persibo Bojonegoro yang tak kunjung membaik sejak krisis musim lalu, gagal mencari sumber dana pasti melalui sponsorship. Padahal sebenarnya klub ini sempat memiliki daya tawar tinggi, yakni setelah menjuarai Piala Indonesia 2012 dan mendapat kesempatan tampil di AFC Cup.
Tidak adanya sponsor hingga musim kompetisi dimulai, semakin membuat posisi Laskar Angling Dharma terjepit. Sebab secara logika, berdasar pengalaman di Indonesia, kerjasama sponsorship jauh lebih sulit dilakukan ketika kompetisi sudah dimulai. Masa pra musim menjadi kesempatan terbaik mencari sponsor.
Itulah yang tidak dilakukan Persibo secara maksimal. Menggantungkan bantuan dari konsorsium, akhirnya membuat klub asal Kota Ledre ini menanggung kondisi yang memprihatinkan. Tercatat hingga kini Persibo belum bisa membayar hutang operasional klub. Bahkan gaji Pelatih Gusnul Yakin juga belum terbayar selama lima bulan.
“Kelemahan kami adalah tidak memiliki sponsor. Tanpa adanya sponsor jelas sulit untuk mencari dana secara mandiri. Sebenarnya klub ini sudah berupaya semaksimal mungkin mencari, tapi tidak berhasil mendapatkan sponsor,” ungkap CEO Persibo Lukman Wafi. Kendati begitu pihaknya tak menyerah untuk terus mencari dana.
Begitu rumitnya situasi di Persibo, bahkan manajemen yang ada sekarang rela mundur jika ada yang merasa mampu menggantikan. Seperti diungkapkan Manajer Nur Yahya, “Saya dan rekan-rekan manajemen sudah bekerja maksimal walau tanpa gaji. Kalau dianggap gagal dan diganti orang yang lebih baik, saya rela mundur.”
Persibo sendiri terhitung masih bisa mengontrak tiga pemain baru pekan ini walau masih bergelimang hutang. Namun kontrak yang diberikan bukan kontrak seperti pemain sepakbola kebanyakan, melainkan hanya ikatan kerja yang kemudian pemain dibayar rutin tiap bulan.
Situasi yang serupa juga dihadapi Arema IPL dan Persema Malang. Tidak adanya sponsor musim ini membuat operasioal klub kembang-kempis. Arema IPL bahkan belum membayar gaji pemain bulan April dan hanya bisa memberikan uang saku kepada pemain untuk pulang kampung saat libur kompetisi sebulan.
Situasi itu membuat kondisi tim Arema kurang kondusif dan berdasar informasi dari internal tim, sejumlah pemain berhasrat hengkang jika terlalu lama tidak mendapatkan gaji. Manajer Arema IPL Harrys Fambudi akhirnya buka suara dan mengakui Arema IPL belum memiliki dana untuk membayar gaji pemain.
“Kami tengah mendekati sejumlah sponsor dan kalau nanti sudah deal, gaji akan kami bayar. Sponsor yang ada selama ini belum cukup untuk menanggung operasional pemain. Manajemen tidak menyerah untuk terus mencari sponsor dan optimistis akan mendapatkannya,” ucap Harrys.
Tidak adanya sponsor memang menjadi momok klasik bagi klub-klub IPL. Seperti Persibo, Arema IPL, maupun Persema, dianggap tidak menjual untuk investasi sponsorship. Sejak musim lalu mereka adalan tim yang tidak kreatif mencari asponsor. Tinggal menunggu dana tanpa harus mengeluarkan keringat mencarinya.
Bencana krisis pun tak bisa terelakkan, karena Persema dan Persibo tidak lagi mendapatkan asupan dari konsorsium. Sedangkan Arema IPL juga telah ditinggalkan Ancora yang mengundurkan diri sebelum IPL dimulai. Harrys berkilah problem sponsor juga dipicu mepetnya persiapan tim.
“Tim Arema IPL mendapatkan kepastian ikut kompetisi hanya beberapa hari sebelum kompetisi dimulai. Kami tidak memiliki banyak persiapan dan kesempatan untuk mencari sponsor di masa pra musim. Itulah salah satu aspek yang menyebabkan kami sulit mendanai tim,” tandas Harrys Fambudi.
Persibo Bojonegoro yang tak kunjung membaik sejak krisis musim lalu, gagal mencari sumber dana pasti melalui sponsorship. Padahal sebenarnya klub ini sempat memiliki daya tawar tinggi, yakni setelah menjuarai Piala Indonesia 2012 dan mendapat kesempatan tampil di AFC Cup.
Tidak adanya sponsor hingga musim kompetisi dimulai, semakin membuat posisi Laskar Angling Dharma terjepit. Sebab secara logika, berdasar pengalaman di Indonesia, kerjasama sponsorship jauh lebih sulit dilakukan ketika kompetisi sudah dimulai. Masa pra musim menjadi kesempatan terbaik mencari sponsor.
Itulah yang tidak dilakukan Persibo secara maksimal. Menggantungkan bantuan dari konsorsium, akhirnya membuat klub asal Kota Ledre ini menanggung kondisi yang memprihatinkan. Tercatat hingga kini Persibo belum bisa membayar hutang operasional klub. Bahkan gaji Pelatih Gusnul Yakin juga belum terbayar selama lima bulan.
“Kelemahan kami adalah tidak memiliki sponsor. Tanpa adanya sponsor jelas sulit untuk mencari dana secara mandiri. Sebenarnya klub ini sudah berupaya semaksimal mungkin mencari, tapi tidak berhasil mendapatkan sponsor,” ungkap CEO Persibo Lukman Wafi. Kendati begitu pihaknya tak menyerah untuk terus mencari dana.
Begitu rumitnya situasi di Persibo, bahkan manajemen yang ada sekarang rela mundur jika ada yang merasa mampu menggantikan. Seperti diungkapkan Manajer Nur Yahya, “Saya dan rekan-rekan manajemen sudah bekerja maksimal walau tanpa gaji. Kalau dianggap gagal dan diganti orang yang lebih baik, saya rela mundur.”
Persibo sendiri terhitung masih bisa mengontrak tiga pemain baru pekan ini walau masih bergelimang hutang. Namun kontrak yang diberikan bukan kontrak seperti pemain sepakbola kebanyakan, melainkan hanya ikatan kerja yang kemudian pemain dibayar rutin tiap bulan.
Situasi yang serupa juga dihadapi Arema IPL dan Persema Malang. Tidak adanya sponsor musim ini membuat operasioal klub kembang-kempis. Arema IPL bahkan belum membayar gaji pemain bulan April dan hanya bisa memberikan uang saku kepada pemain untuk pulang kampung saat libur kompetisi sebulan.
Situasi itu membuat kondisi tim Arema kurang kondusif dan berdasar informasi dari internal tim, sejumlah pemain berhasrat hengkang jika terlalu lama tidak mendapatkan gaji. Manajer Arema IPL Harrys Fambudi akhirnya buka suara dan mengakui Arema IPL belum memiliki dana untuk membayar gaji pemain.
“Kami tengah mendekati sejumlah sponsor dan kalau nanti sudah deal, gaji akan kami bayar. Sponsor yang ada selama ini belum cukup untuk menanggung operasional pemain. Manajemen tidak menyerah untuk terus mencari sponsor dan optimistis akan mendapatkannya,” ucap Harrys.
Tidak adanya sponsor memang menjadi momok klasik bagi klub-klub IPL. Seperti Persibo, Arema IPL, maupun Persema, dianggap tidak menjual untuk investasi sponsorship. Sejak musim lalu mereka adalan tim yang tidak kreatif mencari asponsor. Tinggal menunggu dana tanpa harus mengeluarkan keringat mencarinya.
Bencana krisis pun tak bisa terelakkan, karena Persema dan Persibo tidak lagi mendapatkan asupan dari konsorsium. Sedangkan Arema IPL juga telah ditinggalkan Ancora yang mengundurkan diri sebelum IPL dimulai. Harrys berkilah problem sponsor juga dipicu mepetnya persiapan tim.
“Tim Arema IPL mendapatkan kepastian ikut kompetisi hanya beberapa hari sebelum kompetisi dimulai. Kami tidak memiliki banyak persiapan dan kesempatan untuk mencari sponsor di masa pra musim. Itulah salah satu aspek yang menyebabkan kami sulit mendanai tim,” tandas Harrys Fambudi.