Profil Pelita Bandung Raya (PBR) ISL 2014
Berita Bola Indonesia - Inilah Profil Pelita Bandung Raya (PBR) ISL 2014! Usai menuai hasil kurang memuaskan di kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2012/13, manajemen tim Pelita Bandung Raya (PBR) dengan sigap melakukan pembenahan mendasar guna mendongkrak performa tim. Mengedepankan perpaduan sejumlah pemain muda potensial dan pemain sarat pengalaman, membuat PBR menjadi kuda hitam yang siap bertarung dan mencuri perhatian di kompetisi ISL 2014.
Perubahan pertama yang dilakukan manajemen tim berjulukan The Boys Are Back tersebut dengan mengangkat Dejan Antonic sebagai juru taktik anyar. Hasil menawan yang dituai Dejan bersama Arema IPL dan Pro Duta membuat manajemen kepincut untuk menggunakan jasa pelatih asal Serbia tersebut.
Dari segi komposisi pemain, PBR banyak mengedepankan para pemain muda potensial yang sudah punya nama seperti Kim Kurniawan, Rizky Pellu, Mokhamad Syaifuddin, hingga Muhammad Arsyad. Determinasi mereka di atas lapangan hijau didampingi para pemain senior yang telah malang melintang di sepakbola dalam negeri semisal Agus Indra, Gaston Castano, TA Musafri, dan Bambang Pamungkas.
Bisa dibilang, komposisi skuat PBR musim ini lebih berwarna ketimbang musim lalu. Direktur PT Kreasi Performa Pasundan, Marco Gracia Paulo, menuturkan, perubahan yang dilakukan sesuai dengan visi dan misi yang diusung PBR.
“Makanya perubahan itu kita lakukan. Tapi kita tidak melakukan perubahan tersebut secara drastis, namun secara bertahap. Dimulai dari mengubah fondasi tim dari sisi manajemen yang profesional dan solid yang berurusan dengan sumber daya manusia,” ujarnya.
Menurut Marco, perubahan itu penting guna memuluskan jalan memenuhi program jangka panjang lima tahun dan jangka pendek tiga tahun.
Tergabung di wilayah barat bersama klub yang kenyang pengalaman seperti Sriwijaya FC, Persib Bandung, Semen Padang, dan Persija Jakarta, membuat PBR tak memasang target terlalu muluk di kompetisi ISL. Meski demikian, optimisme tetap diapungkan manajemen PBR untuk meraih hasil yang maksimal.
“Persaingan memang ketat, tapi saya yakin dan optimistis dengan skuat yang kami miliki, kami bisa mengakhiri kompetisi di empat besar untuk lolos ke babak selanjutnya,” lanjut Marco.
Marco memandang, status tim PBR yang dianggap sebagai kuda hitam justru ia nilai sebagai keuntungan bagi timnya. Alasannya banyak tim lawan yang masih buta kekuatan dan kelemahan PBR, sehingga dapat memunculkan peluang memberikan kejutan kepada lawan yang dihadapi PBR.
PBR akan menjadikan Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung sebagai kandang mereka dan akan melakoni laga perdana kala bersua Persita Tangerang, Sabtu, (1/2).
Perubahan pertama yang dilakukan manajemen tim berjulukan The Boys Are Back tersebut dengan mengangkat Dejan Antonic sebagai juru taktik anyar. Hasil menawan yang dituai Dejan bersama Arema IPL dan Pro Duta membuat manajemen kepincut untuk menggunakan jasa pelatih asal Serbia tersebut.
Dari segi komposisi pemain, PBR banyak mengedepankan para pemain muda potensial yang sudah punya nama seperti Kim Kurniawan, Rizky Pellu, Mokhamad Syaifuddin, hingga Muhammad Arsyad. Determinasi mereka di atas lapangan hijau didampingi para pemain senior yang telah malang melintang di sepakbola dalam negeri semisal Agus Indra, Gaston Castano, TA Musafri, dan Bambang Pamungkas.
Bisa dibilang, komposisi skuat PBR musim ini lebih berwarna ketimbang musim lalu. Direktur PT Kreasi Performa Pasundan, Marco Gracia Paulo, menuturkan, perubahan yang dilakukan sesuai dengan visi dan misi yang diusung PBR.
“Makanya perubahan itu kita lakukan. Tapi kita tidak melakukan perubahan tersebut secara drastis, namun secara bertahap. Dimulai dari mengubah fondasi tim dari sisi manajemen yang profesional dan solid yang berurusan dengan sumber daya manusia,” ujarnya.
Menurut Marco, perubahan itu penting guna memuluskan jalan memenuhi program jangka panjang lima tahun dan jangka pendek tiga tahun.
Tergabung di wilayah barat bersama klub yang kenyang pengalaman seperti Sriwijaya FC, Persib Bandung, Semen Padang, dan Persija Jakarta, membuat PBR tak memasang target terlalu muluk di kompetisi ISL. Meski demikian, optimisme tetap diapungkan manajemen PBR untuk meraih hasil yang maksimal.
“Persaingan memang ketat, tapi saya yakin dan optimistis dengan skuat yang kami miliki, kami bisa mengakhiri kompetisi di empat besar untuk lolos ke babak selanjutnya,” lanjut Marco.
Marco memandang, status tim PBR yang dianggap sebagai kuda hitam justru ia nilai sebagai keuntungan bagi timnya. Alasannya banyak tim lawan yang masih buta kekuatan dan kelemahan PBR, sehingga dapat memunculkan peluang memberikan kejutan kepada lawan yang dihadapi PBR.
PBR akan menjadikan Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung sebagai kandang mereka dan akan melakoni laga perdana kala bersua Persita Tangerang, Sabtu, (1/2).